Bersama angin membawa kerinduan ini
Ia mungkin akan mati saat lewati samudera
Sebab saat itu ia tak punya tempat untuk singgah
Atau dia mungkin bertemu karang untuk bertengger
Kemudian ia bawa suaraku menemuimu
Ia mungkin akan mati saat di tengah laut
Sebab saat itu mungkin tak ada karang sama sekali
Atau dia mungkin melihat kapal berlayar untuk pulihkan sayap
Kemudian siap untuk mengirim pesanku padamu

Ia mungkin mati karena lelah
Sebab saat ia memutuskan terbang kembali tak lag temukan tempat
Tapi dia mungkin masih terus berfikir
Dalam batinnya ucapkan kata hatiku untukmu
Atau dia mungkin akan mati karena kedinginan
Otaknya beku dan tak lagi dapat berfikir
Tapi dia mungkin punya satu permintaan terakhir
Agar ia diantar bersama rinduku menujumu
Maka saat itu ia dapat sampai dengan mudah
Merpati putih pernah menjadi cerita
Ketika kisah kita tertulis di dedaunan nan kering
Semua mata bergerak liar merobek rasa malu
Mengupas kata demi kata
Membaca untaiannya hingga mereka tahu
Kita pernah saling membahu
Merpati putih mungkin tak lagi bersayap
Saat kau pergi, saat itulah terungkap harap
Jika waktu dapat terulang, mungkin semua bisa lebih indah
Merpati kecil tak harus tertatih di atas atap
Kan kubiarkan dia terbang, nikmati kebebasan
Merpati putih kini berubah menjadi elang
Pahitnya hidup membuat bulunya menghitam
Kejamnya dunia memaksanya menjadi buas
Meski tak bersayap, ia masih sanggup membelah awan
Membuat semua mata rasakan butir-butir air di mata mereka
Merpatih kita tak lagi makan biji
Kelaparan membuatnya sanggup menelan bangkai
Kalau harus membunuh, menerkamku pun ia sanggup
Sebab seperti kulitnya, hatinya pun sudah menghitam
Sayang,,,
Merpati kecil kita hanyalah jelmaan burung bangkai
Meskipun begitu, tetaplah jadikan ia merpati
Bersamanya dari sini kusampaikan pesan
Kerinduanku akan semua yang kita lewatkan